26 November, 2016

Rumah Kecil Nan Sederhana

Dikota besar seperti Jakarta sekarang ini harga tanah sudah melambung sangat tinggi. Di daerah Karet Kuningan harga tanah sudah berkisar Rp.10 juta hingga Rp.20 juta per m2-nya, sedang di daerah saya tinggal, Duri Kepa belakang BCA Greenville sesuai PBB sekarang adalah sekitar Rp.5 juta per m2. Hingga untuk tanah seluas 120 m2 saja harganya sudah sekitar Rp. 600 juta atau setengah milyar hingga 1 milyar jebih. Kalau Anda ingin punya rumah membangun sendiri di Jakarta ini, untuk daerah seperti yang saya contohkan diatas, maka Anda perlu sedia uang sebanyak Rp. 1 milyar hingga Rp. 2 milyar. Biasanya bila tanah sudah terbeli, maka sisa dana sudah hampir tidak cukup untuk membangun rumah. Maka dicarilah jalan keluar yaitu rumah yang dibangun kecil-kecil saja dan sederhana saja.

Nah, sekarang untuk merencanakan rumah kecil sederhana tidaklah semudah yang diperkirakan. Jangan-jangan jadinya seperti rumah yang sedang dipasarkan didaerah dekat rumah saya, sudah sekian bulan hampir satu tahun dipasarkan belum laku juga. Waktu saya coba ikut lihat seolah-olah juga mau beli rumah, wah rencananya betul-betul hanya mengutamakan kemewahan, tapi kurang memperhatikan kenikmatan untuk yang tinggal dirumah itu nantinya. Waktu saya coba cari tahu penyebabnya, katanya karena perencanaan rumah itu banyak memperhatikan dan mengutamakan hong-sui. Bisa jadi betul demikian.
Jadi sekarang bila ingin membangun rumah kecil sederhana tersebut, disamping harus memperhatikan agar nantinya sipenghuni bisa merasa nikmat tinggal dirumah tersebut, juga hong-sui interior rumah itu tetap harus disesuikan sebaik mungkin. Saya akan coba membuat desein rumah kecil dan sederhana yang memenuhi syarat-syarat : bisa enak ditinggali nantinya dan memenuhi beberapa syarat-syarat hong-sui tertentu.

Untuk memenuhi syarat bangunan yang nikmat dan enak ditinggali diantaranya adalah adanya sirkulasi udara dalam rumah dan cukup penerangan baik dari depan maupun belakang. Jadi rumah tersebut harus terbuka depan dan belakang. Jangan seperti dua rumah yang sedang dipasarkan yang saya lihat itu, bagian belakang tertutup sama sekali, tidak ada cahaya maupun udara masuk dari belakang itu. Katanya itu sudah sesuai dengan hong-sui agar rejekinya tidak mengalir keluar lewat pintu belakang. Wah, wah, wah, jadi rupanya gara-gara mementingkan hongsui, lalu mengorbankan aliran sirkulasi udara dan cahaya dari bagian belakang rumah. Padahal untuk memenuhi kaidah hongsui cukup dibuat pintu depan dan pintu belakang jangan dibuat tepat berhadap-hadapan, tetapi dapat dibuat serong. Memang ada orang yang membuat pintu depan tepat berhadap-hadapan dengan pintu belakang agar aliran udara menjadi lebih lancar. Soal ini biarlah nanti saya jelaskan lebih lanjut pada gambar yang akan saya buat pada postingan yang akan datang.

Perlu dijelaskan disini bahwa rumah kecil yang saya bicarakan adalah rumah kecil diatas lahan yang kecil pula, dan itu biasanya mempunyai lebar tidak lebih dari 6.00 m hingga tidak memungkinkan dibuatnya jendela samping kiri maupun kanan. Persis sama dengan ukuran tanah rumah yang saya tempati sekarang.


Bila ukuran tanah lebih sempit lagi, misalnya hanya 5.00 meter atau bahkan hanya 4,50 meter dan panjang sekitar 15.00 meter, saya coba membuat deseinnya dibawah ini dan Anda bisa melihatnya. 


Add caption

Tidak ada komentar:

Posting Komentar