Dikota besar seperti
Jakarta sekarang ini harga tanah sudah melambung sangat tinggi. Di daerah Karet
Kuningan harga tanah sudah berkisar Rp.10 juta hingga Rp.20 juta per m2-nya,
sedang di daerah saya tinggal, Duri Kepa belakang BCA Greenville sesuai PBB
sekarang adalah sekitar Rp.5 juta per m2. Hingga untuk tanah seluas 120 m2 saja
harganya sudah sekitar Rp. 600 juta atau setengah milyar hingga 1 milyar jebih.
Kalau Anda ingin punya rumah membangun sendiri di Jakarta ini, untuk daerah
seperti yang saya contohkan diatas, maka Anda perlu sedia uang sebanyak Rp. 1
milyar hingga Rp. 2 milyar. Biasanya bila tanah sudah terbeli, maka sisa dana
sudah hampir tidak cukup untuk membangun rumah. Maka dicarilah jalan keluar
yaitu rumah yang dibangun kecil-kecil saja dan sederhana saja.
Nah, sekarang untuk
merencanakan rumah kecil sederhana tidaklah semudah yang diperkirakan.
Jangan-jangan jadinya seperti rumah yang sedang dipasarkan didaerah dekat rumah
saya, sudah sekian bulan hampir satu tahun dipasarkan belum laku juga. Waktu
saya coba ikut lihat seolah-olah juga mau beli rumah, wah rencananya
betul-betul hanya mengutamakan kemewahan, tapi kurang memperhatikan kenikmatan
untuk yang tinggal dirumah itu nantinya. Waktu saya coba cari tahu penyebabnya,
katanya karena perencanaan rumah itu banyak memperhatikan dan mengutamakan
hong-sui. Bisa jadi betul demikian.
Jadi sekarang bila ingin
membangun rumah kecil sederhana tersebut, disamping harus memperhatikan agar
nantinya sipenghuni bisa merasa nikmat tinggal dirumah tersebut, juga hong-sui
interior rumah itu tetap harus disesuikan sebaik mungkin. Saya akan coba
membuat desein rumah kecil dan sederhana yang memenuhi syarat-syarat : bisa
enak ditinggali nantinya dan memenuhi beberapa syarat-syarat hong-sui tertentu.
Untuk memenuhi syarat bangunan yang nikmat dan enak ditinggali diantaranya adalah adanya sirkulasi udara dalam rumah dan cukup penerangan baik dari depan maupun belakang. Jadi rumah tersebut harus terbuka depan dan belakang. Jangan seperti dua rumah yang sedang dipasarkan yang saya lihat itu, bagian belakang tertutup sama sekali, tidak ada cahaya maupun udara masuk dari belakang itu. Katanya itu sudah sesuai dengan hong-sui agar rejekinya tidak mengalir keluar lewat pintu belakang. Wah, wah, wah, jadi rupanya gara-gara mementingkan hongsui, lalu mengorbankan aliran sirkulasi udara dan cahaya dari bagian belakang rumah. Padahal untuk memenuhi kaidah hongsui cukup dibuat pintu depan dan pintu belakang jangan dibuat tepat berhadap-hadapan, tetapi dapat dibuat serong. Memang ada orang yang membuat pintu depan tepat berhadap-hadapan dengan pintu belakang agar aliran udara menjadi lebih lancar. Soal ini biarlah nanti saya jelaskan lebih lanjut pada gambar yang akan saya buat pada postingan yang akan datang.
Perlu dijelaskan disini bahwa rumah kecil yang saya bicarakan adalah rumah kecil diatas lahan yang kecil pula, dan itu biasanya mempunyai lebar tidak lebih dari 6.00 m hingga tidak memungkinkan dibuatnya jendela samping kiri maupun kanan. Persis sama dengan ukuran tanah rumah yang saya tempati sekarang.
Bila ukuran tanah lebih
sempit lagi, misalnya hanya 5.00 meter atau bahkan hanya 4,50 meter dan panjang
sekitar 15.00 meter, saya coba membuat deseinnya dibawah ini dan Anda bisa
melihatnya.
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar