Suatu hari istri mengajak pergi melihat rumah baru yang
sedang dipasarkan. Letaknya lebih kurang 300 meter dari rumah sendiri, jadi
jalan kaki saja bisa, maka saya penuhi ajakannya, sekalian ingin lihat-lihat
bagaimana deseinnya.
Ini memang rumah terakhir paling tepi sebelah kanan yang
belum laku terjual. Kalau dilihat dari luarnya saya kira boleh juga. Tapi
setelah dibukakan pintu oleh perantara dan kita masuk, dari depan kebelakang,
dari lantai 1, 2 hingga 3. Rasanya kok sempit dan agak gelap bila lampu tidak
dinyalakan. Bentuk tanahnya memang banyak orang tidak suka, yaitu lebar bagisn
depan dari pada belakang. Rumahnya sendiri dibangun dengan ukuran lebih kurang
4.00 meter kali 15.00 meter, dengan samping kanannya ada kelebihan tanah lebih
kurang 3.00 meter bagian depan dan1.50 meter bagian belakang.
Sebetulnya rumah itu dibangun seperti itu tidak
masalah, asal desein interiornya dibuat lebih baik lagi, hingga mendatangkan
kesukaan orang yang melihatnya. Dan orang yang akan membelinya akan merasakan
nikmatnya tinggal dirumah kecil dan sederhana seperti itu, dan tidak seperti
yang saya dan kita semua yang melihatnya merasakan ketidak nyamanannya bila
kita harus tinggal dirumah seperti itu.
Saya tidak ingin menguraikan secara rinci apa saja
kekurangan dari desein rumah tersebut. Tetapi
beberapa hal berikut rasanya perlu saya jelaskan secara sepintas agar diketahui
oleh para peminat mengapa orang-orang yang melihatnya tidak satupun yang
tertarik.
Baiklah, saya akan uraikan dulu poin-poin negatipnya dari bangunan rumah yang kita tinjau itu sebagai berikut :
1.
Tidak ada jendela yang menghadap keluar
(kecuali yang menghadap kedepan). Dinding samping kanan dari depan kebelakang
dan dari bawah keatas, tertutup rapat semua. Apakah mungkin ini karena
peraturan tata-kota atau bagian perumahan, bahwa tidak diperbolehkan adanya
bukaan jendela kesamping kanan, kalau kekiri memang tidak mungkin, karena rumah
ini memang nempel dengan bangunan sebelah kirinya, yang juga merupakan bangunan
rumah baru, yang sudah laku terjual.
2.
Dapur terletak dibelakang yang tidak ada
bukaan jendela disamping atau belakang, dan bagian atap juga tertutup.
3.
Demikian juga dengan kamar tidurnya,
kecuali yang terdepan, baik yang dilantai 1, 2 maun 3 ada jendela kearah depan.
Kamar mandi / wc nya juga demikian.
4.
Desein tangganya sungguh tidak enak untuk
orang naik turun ke lantai atas.
Rasanya tidak perlu lagi saya uraikan semua kekurangan-kekurangannya. Cukup disini saja dan untuk memberikan penerangan keruanganan yang ada, kita harus mengandalkan lampu, yang listrik PLN nya sekarang tidak murah lagi.
Nah, kalau saya disuruh
memperbaikinya, terus terang tidak sanggup, kecuali dilakukan beberapa
pembongkaran-pembongkaran besar, dan tentu saja dengan biaya yang tidak sedikit.
Saya lebih suka bila disuruh membangun rumah tersebut dari awal, termasuk
desein-nya. Saya pernah jadi konsultan pelaksana untuk bangunan rumah tinggal
teman saya, dimana desein renovasi dan pelaksanaannya oleh kawan saya yang
kontraktor. Untuk itu saya tidak ikut campur dalam urusan desein renovasi
tersebut. Saya murni hanya mengawasi pelaksanaannya apakah sesuai gambar atau
tidak.
Saya kira lebih baik bila
desein keseluruhannya saya yang kerjakan, sedang garis besar desein
keseluruhannya ditentukan oleh owner yang membuat coret-coretan diatas beberapa
potong kertas. Selanjutnya saya tuangkan dalam AutoCad yang saya print dalam
ukuran A4. Yah, saya tidak punya printer yang lain kecuali printer Canon kecil
itu. Tetapi itupun sudah berjalan dengan baik dengan hasil yang cukup baik
juga.
Sebagai penutup saya
lampirkan dibawah ini gambar sederhana denah bangunan kecil yang enak
ditinggali. Mudah-mudahan dapat Anda manfaatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar