Saya membuat definisi sendiri mengenai rumah sederhana
yang nyaman ditinggali, entah Anda setuju atau tidak.
Saya membuat definisi ini berdasarkan pengalaman
melihat, menempati dan membangun rumah sendiri.
Menurut saya entah itu rumah sederhana atapun rumah
besar dan mewah haruslah memenuhi persyaratan yang saya buat. Jangan karena
rumah sederhana dan kecil lalu tidak perlu lagi memenuhi syarat-syarat ini.
Lalu lebih mementingkan keindahan saja.
Rumah adalah satu kebutuhan pokok manusia hidup. Entah
itu rumah sendiri ataupun rumah kontrak atau sewa, tiap orang memerlukannya
sebagai tempat huniannya. Beberapa orang berani melanggar peraturan yang dibuat
pemerintah guna mendapatkan tempat untuk huniannya, entah itu dibawah jembatan
ataupun dipinggir jalur rel kerata, seperti yang Anda lihat belakangan ini
mereka semua diusir oleh petugas pemerintah, karena sudah menyalahi aturan yang
ada.
Eh, jadi ngelantur ya. Kita kembali kepokok pembicaraan
mengenai Syarat Rumah Sederhana ya. Kita coba saja lihat dan tinjau rumah
sederhana, tentu termasuk rumah besar nan mewah, yang sedang dipasarkan. Bila
Anda misalnya bermaksud membelinya, pasti Anda akan melihat dan meninjaunya
luar dalam ya. Nah, setelah Anda meninjau bagian luarnya, mungkin Anda dan
sebagian besar orang lain, akan mengatakan bahwa tampak luarnya cantik dan
elok. Terus apa komentar Anda setelah meninjau bagian dalamnya. Nah, inilah
yang lebih penting dari pada cantik bagian luarnya saja. Apa itu? Enak ditinggali.
Apa sih yang membuat sebuah rumah enak ditempati? Ini penting sekali, sebab
setelah Anda membeli rumah tersebut, tentunya kemudian akan Anda tempati.
Sekarang coba Anda bayangkan, waktu Anda meninjau rumah tersebut, tentu pada
siang hari ya, oleh pemilik rumah ataupun oleh perantara akan membukakan pintu
untuk Anda masuk, lalu dia menyalakan lampu yang ada diruangan tersebut. Apa
maksudnya itu? Itu artinya bila lampu tidak dinyalakan, ruangan itu akan terasa
gelap meskipun pada siang hari. Hal itu biasanya dikarenakan pengaturan
ruangannya yang tidak memiliki cukup jendala agar cahaya luar bisa masuk
menerangi ruangan tersebut. Perlu saya jelaskan disini bahwa yang ditinjau
adalah sebuah rumah yang posisinya ada diantara rumah kanan dan rumah kiri yang
tidak memungkinkan lagi membuat jendela kesamping kanan maupun kesamping kiri. Hanya
mengandalkan pintu dan jendela bagian muka tidaklah cukup. Mau tidak mau harus
dibantu dengan lampu. Kebetulan sekali saya juga ikut meninjau rumah baru
tersebut hingga saya juga merasakan gelap bila lampu tidak dinyalakan, dan juga
pengap tidak ada aliran udara. Jadi, bila dua hal tersebut bisa diatasi, rumah
tersebut pasti menjadi enak ditempati.
Sekarang saya akan coba memberi solusi untuk dua hal
tersebut. Untuk itu kita bisa melihat pada rumah yang saya tempati yang saya
rencanakan dan bangun sendiri. Usahakan depan dan belakang ada jendela dan
pintu yang bisa untuk cahaya maupun udara masuk. Lebar tanah saya adalah 6.00 m
dan panjang memang lumayan panjang, ada 21.00 m. Untuk itu saya buat kebun mini
dan car-port dibagian depan, dan belakang juga ada kebun mini. Jarak pintu
depan ke pintu belakang adalah lk. 12.00m
Nah, itulah yang saya maksudkan sebagai syarat agar
rumah menjadi enak ditinggali. Tentunya masih ada hal-hal kecil lain yang bisa
manambah masuknya cahaya dan udara kedalam rumah dengan lebih leluasa.
Diantaranya adalah tinggi pintu dan jendela harus cukup, dengan lisplank depan
dan belakang juga dibuat mengikuti ketinggian-ketinggian tersebut.
Dalam melakukan pilihan tanah dimana rumah tersebut
akan dibangun, jangan lupa melihat ketinggiannya agar waktu hujan tidak menjadi
korban banjir. Hal ini memang tidak mudah. Saya sendiri melakukan pilihan
lokasi makan waktu dua tahun, dan waktu membangunnya juga sudah saya naikkan
tinggi lantai dasar bangunan sebanyak 80 cm dari ketinggian jalan didepan
rumah. Beberapa tahun awal saya tinggal dirumah tersebut kondisinya aman tidak
ada banjir. Tetapi beberapa tahun terakhir, bila hujan maka jalan depan rumah
menjadi sunyai dengan kedalamam 30 – 40 cm. Untung ketinggian lantai rumah dulu
saya bangun cukup tinggi hingga banjir tidak sampai masuk rumah. Tetapi
beberapa tetangga yang berupa bangunan lama dengan lantai rumah rendah, tidak
ampun lagi banjir masuk rumah. Belakangan waktu rumah-rumah tersebut di
renovasi atau dibangun baru, mereka rata-rata membuat ketinggian lantai menjadi
1.00 meter diatas permukaan jalan bahkan lebih. Sekarang jalan depan rumah
sudah ditinggikan lagi dengan cor beton setebal 25 cm hingga aman dari banjir.
Ini merupakan pelajaran berharga bila cari tanah ataupun cari rumah.
Saya akan coba berikan sedikit gambar denah bangunan rumah seperti yang saya tinggal sekarang. Mudah-mudahan Anda memahaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar