28 November, 2016

Syarat Rumah Sederhana Tapi Nyaman Ditinggali

Saya membuat definisi sendiri mengenai rumah sederhana yang nyaman ditinggali, entah Anda setuju atau tidak.

Saya membuat definisi ini berdasarkan pengalaman melihat, menempati dan membangun rumah sendiri.

Menurut saya entah itu rumah sederhana atapun rumah besar dan mewah haruslah memenuhi persyaratan yang saya buat. Jangan karena rumah sederhana dan kecil lalu tidak perlu lagi memenuhi syarat-syarat ini. Lalu lebih mementingkan keindahan saja.

Rumah adalah satu kebutuhan pokok manusia hidup. Entah itu rumah sendiri ataupun rumah kontrak atau sewa, tiap orang memerlukannya sebagai tempat huniannya. Beberapa orang berani melanggar peraturan yang dibuat pemerintah guna mendapatkan tempat untuk huniannya, entah itu dibawah jembatan ataupun dipinggir jalur rel kerata, seperti yang Anda lihat belakangan ini mereka semua diusir oleh petugas pemerintah, karena sudah menyalahi aturan yang ada.

Eh, jadi ngelantur ya. Kita kembali kepokok pembicaraan mengenai Syarat Rumah Sederhana ya. Kita coba saja lihat dan tinjau rumah sederhana, tentu termasuk rumah besar nan mewah, yang sedang dipasarkan. Bila Anda misalnya bermaksud membelinya, pasti Anda akan melihat dan meninjaunya luar dalam ya. Nah, setelah Anda meninjau bagian luarnya, mungkin Anda dan sebagian besar orang lain, akan mengatakan bahwa tampak luarnya cantik dan elok. Terus apa komentar Anda setelah meninjau bagian dalamnya. Nah, inilah yang lebih penting dari pada cantik bagian luarnya saja. Apa itu? Enak ditinggali. Apa sih yang membuat sebuah rumah enak ditempati? Ini penting sekali, sebab setelah Anda membeli rumah tersebut, tentunya kemudian akan Anda tempati. Sekarang coba Anda bayangkan, waktu Anda meninjau rumah tersebut, tentu pada siang hari ya, oleh pemilik rumah ataupun oleh perantara akan membukakan pintu untuk Anda masuk, lalu dia menyalakan lampu yang ada diruangan tersebut. Apa maksudnya itu? Itu artinya bila lampu tidak dinyalakan, ruangan itu akan terasa gelap meskipun pada siang hari. Hal itu biasanya dikarenakan pengaturan ruangannya yang tidak memiliki cukup jendala agar cahaya luar bisa masuk menerangi ruangan tersebut. Perlu saya jelaskan disini bahwa yang ditinjau adalah sebuah rumah yang posisinya ada diantara rumah kanan dan rumah kiri yang tidak memungkinkan lagi membuat jendela kesamping kanan maupun kesamping kiri. Hanya mengandalkan pintu dan jendela bagian muka tidaklah cukup. Mau tidak mau harus dibantu dengan lampu. Kebetulan sekali saya juga ikut meninjau rumah baru tersebut hingga saya juga merasakan gelap bila lampu tidak dinyalakan, dan juga pengap tidak ada aliran udara. Jadi, bila dua hal tersebut bisa diatasi, rumah tersebut pasti menjadi enak ditempati.

Sekarang saya akan coba memberi solusi untuk dua hal tersebut. Untuk itu kita bisa melihat pada rumah yang saya tempati yang saya rencanakan dan bangun sendiri. Usahakan depan dan belakang ada jendela dan pintu yang bisa untuk cahaya maupun udara masuk. Lebar tanah saya adalah 6.00 m dan panjang memang lumayan panjang, ada 21.00 m. Untuk itu saya buat kebun mini dan car-port dibagian depan, dan belakang juga ada kebun mini. Jarak pintu depan ke pintu belakang adalah lk. 12.00m  

Nah, itulah yang saya maksudkan sebagai syarat agar rumah menjadi enak ditinggali. Tentunya masih ada hal-hal kecil lain yang bisa manambah masuknya cahaya dan udara kedalam rumah dengan lebih leluasa. Diantaranya adalah tinggi pintu dan jendela harus cukup, dengan lisplank depan dan belakang juga dibuat mengikuti ketinggian-ketinggian tersebut.

Dalam melakukan pilihan tanah dimana rumah tersebut akan dibangun, jangan lupa melihat ketinggiannya agar waktu hujan tidak menjadi korban banjir. Hal ini memang tidak mudah. Saya sendiri melakukan pilihan lokasi makan waktu dua tahun, dan waktu membangunnya juga sudah saya naikkan tinggi lantai dasar bangunan sebanyak 80 cm dari ketinggian jalan didepan rumah. Beberapa tahun awal saya tinggal dirumah tersebut kondisinya aman tidak ada banjir. Tetapi beberapa tahun terakhir, bila hujan maka jalan depan rumah menjadi sunyai dengan kedalamam 30 – 40 cm. Untung ketinggian lantai rumah dulu saya bangun cukup tinggi hingga banjir tidak sampai masuk rumah. Tetapi beberapa tetangga yang berupa bangunan lama dengan lantai rumah rendah, tidak ampun lagi banjir masuk rumah. Belakangan waktu rumah-rumah tersebut di renovasi atau dibangun baru, mereka rata-rata membuat ketinggian lantai menjadi 1.00 meter diatas permukaan jalan bahkan lebih. Sekarang jalan depan rumah sudah ditinggikan lagi dengan cor beton setebal 25 cm hingga aman dari banjir. Ini merupakan pelajaran berharga bila cari tanah ataupun cari rumah.



Saya akan coba berikan sedikit gambar denah bangunan rumah seperti yang saya tinggal sekarang. Mudah-mudahan Anda memahaminya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar